Selasa, 20 Januari 2015

Maria Pratiwi Jatuh Cinta dengan Harpa

Maria Pratiwi jatuh cinta dengan harpa karena melihat bentuk alat musik itu yang “tidak biasa” tapi elegan, dan suaranya lembut menenangkan jiwa. Karena itulah ia lantas mendalami harpa.

Hasilnya memang membanggakan. Maria menjadi harpanis muda Indonesia yang berhasil mencapai sertifikat skor tertinggi dari Royal School of Music dari tahun 2008 sampai 2011. Selain itu Maria adalah orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master of Harp Performance di Goldsmiths University of London, di bawah bimbingan Prof Gabriella d’all Olio.

Maria Pratiwi juga terpilih menjadi solois Goldsimths Simfonia, Gold Opera dan Film Orchestra, dan terpilih bermain Handel Concerto serta tampil bersama dengan China Philharmonic Orchestra di Cadogan Hall London, melalui jalur audisi menjelang kelulusan studi masternya.

“Saya ingin membawa nama Indonesia juga di luar sana, dan meskipun itu bukan acara yang sangat besar, namun kesempatan yang saya peroleh itu sangat berarti untuk proses pembentukan karakter dan kepercayaan diri dalam bermain musik harpa,” tutur Maria.

Wanita kelahiran Jakarta, 12 Mei 1987 ini, pertama kali belajar musik pada usia 6 tahun dan mengawalinya dengan instrumen piano. Sebelum memperoleh gelar master, Maria adalah lulusan S1 musik dengan minat utama kompoisisi di Universitas Pelita Harapan. Ia lulus dengan predikat cum laude pada tahun 2009, di bawah bimbingan Johannes Sebastian Nugroho, Otto Sidharta, dan Prof Bernd Asmus.

Maria belajar harpa pertama kali pada tahun 2008 dengan Heidy Awuy. Ketika mengenyam pendidikan master di London tahun 2011, dia juga mengambil pelajaran harp jazz dengan Monica Stadler, dan mengikuti kelas online harpa dengan Deborah Henson Conant, harpist pertama yang memperoleh Grammy Awards.

Selain harpa dan piano, wanita muda yang selalu penuh semangat ini, mengaku dapat memainkan gitar, biola, guzheng (kecapi China) dan menyanyi.


Dalam perkembangan musik di Indonesia menurut Maria, musisinya harus terus mengutamakan kualitas bermusik agar dapat bersaing dengan dunia luar, bukan hanya mementingkan penampilan, tetapi harus seimbang.

Saat ini Maria aktif sebagai solois di berbagai chamber dan orkestra seperti, Twilite Orchestra, Aminoto Kosin Orchestra, Ananda Sukarlan Chamber Orchestra, Lentera Simfonia String Orchestra, NSO-National Symphony Orchestra, Ricky Leonardi Jazz Orchestra dan lainnya. Maria juga aktif mengajar serta membentuk La Lumiere Angels (Ensemble Harps by Maria Pratiwi). Untuk meramaikan dunia hiburan di Indonesia, Maria juga membuat "La Lumiere Entertainment", hiburan musik yang menyediakan solois, kelompok, mini ruang, dan musisi orkestra.

Bersumber dari : Tembi Rumah Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar