Sabtu, 30 Agustus 2014

Menyantap Sate Kelinci nan Empuk Gurih Di Kaliurang Yogyakarta

Selagi berpesiar di obyek wisata Kaliurang Yogyakarta, bolehlah mencoba untuk menyantap kuliner sate kelinci. Lokasi tempat mangkal pedagang sate kelinci ada di dekat pintu Taman Wisata Kaliurang.

Di situ ada beberapa penjual sate daging kelinci, yang juga menyediakan daging ayam. Mereka menggunakan gerobak dorong. Ada pula penjual sate yang mangkal di warung, tapi lokasinya agak jauh dari pintu gerbang.

Penjual sate kelinci menggunakan gerobak dorong
Sembari bersantai di dalam taman, pengunjung bisa memesan kuliner sate kelinci, yang akan diantar oleh pedagangnya ke dalam taman.

Rupanya, kuliner sate kelinci termasuk pilihan favorit pengunjung taman itu. Indikasinya adalah sate daging kelinci lebih dulu habis dibeli, ketimbang sate ayam. Maka, ‘Kuliner Tembi’ yang memesan empat porsi hanya mendapat tiga porsi, karena sate kelincinya sudah habis dan tinggal sate ayam. Padahal jarum jam baru menunjuk angka 12.30.

Memang mendapat daging kelinci tidak gampang, karena tidak banyak orang beternak kelinci. Berbeda dengan daging ayam, apalagi ayam potong, yang mudah untuk didapat. Karena barangnya sulit didapat, barangkali membuat pedagang sate kelinci tidak bisa membawa stok banyak.

Berbeda dengan daging ayam yang terkadang terdapat jenis daging yang alot, daging kelinci semuanya empuk. Tidak susah dikunyah. Bahkan anak kecil pun tidak kesulitan mengunyah daging kelinci.

Tiga porsi sate kelinci nan empuk dikunyah
Daging kelinci matang nan empuk yang dibumbu dengan tumbukan kacang, dicampur rasa pedas cabe rawit dan bawang merah, membuat sate kelinci seolah tidak ada ‘tandingannya’. Bagi yang sudah biasa merasakan daging ayam, kambing ataupun daging sapi, pasti bisa mersakan perbedaannya.

Seporsi sate kelinci yang terdiri dari 10 tusuk plus lontong membuat badan menjadi hangat di udara sejuk Kaliurang.

Bersumber dari : Tembi Rumah Budaya

Minggu, 17 Agustus 2014

Candi Prambanan / Candi Loro Jonggrang

Candi Prambanan atau dikenal juga sebagai Candi Loro Jonggrang merupakan sebuah komplek candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke 9 masehi. Komplek candi prambanan terletak di kecamatan Prambanan Sleman di kecamatan Prambanan, Klaten.



Bercerita tentang candi Prambanan ini tidak lepas dari cerita dari cerita rakyat yang populer yang berasal dari jawa tengah yaitu Rara Jonggrang yang artinya adalah dara/gadis langsing. Cerita singkat legenda ini adalah kisah cinta seorang pangeran yang ingin memiliki sang putri sebagai istri dengan cerita akhirnya adalah dikutuknya sang putri menjadi sebuah arca karena tipu muslihat yang dilakukannya. Dari cerita ini pula jelas pula asal mula dari candi sewu, candi prambanan, keraton Ratu Baka dan arca dewi Durga yang terdapat di dalam candi prambanan.

Cerita Selengkapnya adalah:

Pada jaman dulu di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang saling bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Kerajaan Pengging merupakan kerajaan yang subur dan makmur dan dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra bernama Raden Bandung Bondowoso (Bandawasa) yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raja danawa, yang merupakan raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka. Prabu Baka dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupala yang juga adalah raksasa. Walaupun mereka merupakan bangsa raksasa, Prabu Baka mempunyai seorang putri cantik bernama Rara Jonggrang.

Kerajaan Baka ingin memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, maka Prabu Baka bersama Patih Gupala berserta bala tentara yang terlatih menyerbu kerajaan Pengging. Sehingga mengakibatkan kekalahan di pihak kerjaan Pengging. Melihat kekalahan tersebut, Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktian Bandung Bondowoso akhirnya ia berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri dan mundur kembali ke kerajaan Baka.

Pangeran Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupala dan menyerbu masuk ke dalam istana Baka. Dan pada pandangan pertama Pangeran Bandung Bondowoso terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia jatuh cinta dan mau menjadikan Rara Jonggrang sebagai istrinya. Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk serta memaksa sang putri supaya mau dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi sang pangeran harus memenuhi persyaratan yang ia ajukan. Syarat pertama adalah sang pangeran harus membuatkan sebuah sumur yang pada akhirnya di beri nama sumur Jalatunda, syarat kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya dalam waktu satu malam, bila berhasil maka sang putri akan menjadi istri sang pangeran. . Meskipun syarat-syarat itu berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung Bondowoso menyanggupinya, karena percaya dengan kesaktiannya.

Dengan kesaktiannya Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda. Setelah sumur selesai, Rara Jonggrang membujuk sang pangeran untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Pada saat Bandung Bondowoso  masuk ke dalam sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupala untuk menimbun sumur dengan bebatuan untuk mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan tetapi karena kesaktian Bandung Bondowoso berhasil keluar dari timbunan batu tersebut. Bondowoso sangat marah akan tipu daya sang putri, akan tetapi sang putri berhasil memadamkan kemarahan sang pangeran dengan rayuan dan kecantikannya.

Dalam menyelesaikan syarat kedua, sang pangeran bersemadi dan memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi untuk membantu sang pangeran dalam membuat 1.000 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar bahwa sang pangeran berserta makhluk halus ini telah berhasil menyelesaikan 999 candi, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Segera Ia membangunkan para dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Sebagai Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun oleh Bandung Bondowoso dengan demikian ia gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara Jonggrang, tetapi ia mengetahui bahwa semua itu adalah tipu muslihat Rara Jonggrang, Sehingga Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Situs Keraton Ratu Baka yang berada di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi dikenal sebagai Candi Sewu dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti “gadis yang ramping”.


Bersumber dari : www.Travel2leisure.com