Selasa, 25 November 2014

Gulai Tikungan, Kuliner Kaki Lima Ternama



Jakarta memang kaya akan wisata kuliner. Mulai dari restoran sampai pinggir jalan, banyak makanan enak yang dijajakan. Salah satu kawasan yang patut Anda kunjungi ketika berwisata kuliner adalah Blok M, Jakarta Selatan.

Di perempatan Jalan Mahakam dan Jalan Bulungan terdapat sebuah tempat kuliner yang amat tersohor sejak dulu, yaitu gultik. Gultik merupakan singkatan dari gulai tikungan. Dinamakan gulai tikungan karena banyak pedagang gulai yang mangkal di tikungan jalan tersebut.

Ada sekitar 15 pedagang gulai di kawasan belakang Blok M Plaza tersebut. Beberapa dari mereka sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu. Rata-rata rasa dari gulai yang mereka jajakan pun tidak jauh berbeda.

Walaupun tergolong kuliner kaki lima, gultik selalu ramai pengunjung. Mulai yang bermobil sampai pejalan kaki pun pernah makan di sini. Sejak tahun 1980-an banyak masyarakat yang menjadikan gulai tikungan ini sebagai destinasi kuliner favorit mereka.

“Dari tahun dulu sampai sekarang ramai terus,” kata Bambang, salah satu pedagang gultik. Bambang bisa menghabiskan 100 porsi gultik setiap harinya. Saat akhir pekan tiba, ia bahkan bisa menghabiskan sampai 200 porsi gultik.

Yang menjadikan gultik ini selalu ramai adalah rasa dari gulai itu sendiri. Gulai yang dijual di kawasan ini merupakan gulai sapi. Pedagang menggunakan beberapa bagian sapi seperti urat, tetelan, lemak, hingga jeroan.

Gulai dengan kuah santan yang tidak begitu kental dan rasanya yang gurih disiramkan diatas sepiring nasi, ditambah taburan bawang goreng, kecap, dan kerupuk.  Untuk Anda yang menyukai pedas, Anda bisa meminta sambal pada pedagang.

Rasanya memang sederhana namun tetap menggugah selera. Gurihnya gulai dipadu dengan manisnya kecap dan pedasnya sambal cukup untuk membuat ketagihan. Tapi, untuk Anda yang biasa makan banyak, seporsi gultik pasti kurang untuk memanjakan perut Anda. Jangan khawatir, Anda bisa nambah sepuasnya tanpa takut kantong jebol karena harga seporsi gulai ini sandibanderol hanya dengan harga Rp 8.000.

Bersumber dari : travel.kompas

Senin, 17 November 2014

Pesan Pizza dan Lihat Cara Pembuatannya



Di gerai Domino’s Pizza terbaru yang berlokasi di Tangcity Mall, Tangerang, pengunjung dapat melihat langsung langkah-langkah membuat kuliner pizza yang mereka pesan. Ternyata ini merupakan konsep baru Domino’s Pizza untuk menarik perhatian pembeli.

“Sudah beberapa gerai terbaru Domino’s Pizza dibuat dengan konsep dapur terbuka seperti di sini, tujuannya ialah agar pengunjung dapat melihat langsung cara membuat pizza-pizza yang mereka pesan. Kami tak hanya menyajikan dengan bersih tapi juga proses yang higienis,” ungkap President of Domino’s Pizza International, Ritch Allison saat meresmikan gerai ke-58, Jumat (14/11/2014).

Menurut Allison, kepercayaan yang didapat dari konsumen amat lah penting. Konsep terbaru ini dinamakannya ‘Pizza Theatre’. Tujuannya, selain dapat melihat langsung aksi pembuatan pizza, pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan karyawan sejak pertama kali datang. Hal tersebut dinilai efektif untuk membangun interaksi dna kedekatan dengan pengunjung.

“Senang sekali dapat membuka gerai baru Domino’s Pizza. Kami hadir di Tangerang dengan harapan mendapat antusias yang sama besar dengan gerai-gerai sbeelumnya. Selama ini Domino’s Pizza mendapat tempat yang baik di Indonesia,” ulasnya.

Dengan jumlah populasi 250 juta orang dan terus bertumbuhnya kelas menengah ke atas yang mendorong tingginya tingkat konsumsi di dalam negeri dan perekonomian yang sehat, Allison  memprediksi Indonesia akan menjadi pusat pertumbuhan Domino’s Pizza di Asia Pacifik dan dunia.

Pada hari peresmian gerai ke-58 ini, Allison bersama Vice President Domino’s Pizza kawasan Asia Pacific, Steven Pizziol dan CEO Domino’s Pizza Indonesia, Merril Pereyra turun ke dapur untuk memperlihatkan langsung kebolehan mereka membuat pizza.

“Pertumbuhan Domino’s Pizza di Indonesia sangat lah baik. Dapur terbuka menjadi bukti apresiasi kami untuk pelanggan setia khususnya di Indonesia, di samping itu kami juga mengumumkan peluncuran aplikasi pemesanan pizza yang dapat diunduh sebagai aplikasi iPhone. Kami fasilitasi konsumen yang ingin memesan Domino’s Pizza lewat platform digital agar lebih mudah lagi,” urainya. 

Travel.kompas - Sri Noviyanti

Minggu, 02 November 2014

Nikmatnya Kreasi Kopi Dicampur Rempah



JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Betawi Setu Babakan di Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, banyak berdiri industri kreatif khas Betawi, mulai dari industri kuliner serta kerajinan khas Betawi. Salah satu industri kreatif yang berdiri di lokasi ini ialah Saung Abang None. Saung ini sendiri dapat dibilang baru berdiri tidak kurang dari 5 bulan. Saung ini hanya berjarak 200 meter dari Pintu Gerbang Si Pitung. Yang membedakan saung ini dengan industri kreatif lain di lokasi ini ialah sajian Kopi Pletok.

Menurut pemilik Saung Abang None, Hafidz, kopi pletok adalah murni kreasinya "Kopi pletok murni kreasi dari saung ini, jadi ya dijamin belum ada yang menjual minuman ini di tempat lain," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (15/10/2014).

Hafidz menuturkan kopi kreasinya ini terdiri dari 15 macam rempah, akan tetapi untuk rincian rempahnya sendiri rahasia dapur "Kopi pletok ini terdiri dari 15 rempah, 7 rempahnya sendiri hampir sama dengan rempah membuat bir pletok, jadi tak heran rasanya hampir serupa dengan bir pletok," ungkapnya.

Ide ini sendiri muncul pada awalnya karena teman-teman komunitas di saung ini menyukai minuman kopi. "Awalnya karena anggota komunitas menyukai kopi, dan karena kita suka berkreasi maka kita gabungkan antara kopi dan pletok yang kaya akan rempah, dan ternyata banyak masyarakat yang suka," ujar Hafidz.

Dalam sehari untuk penjualan kopi pletok menghabiskan 2 termos ukuran 2 liter. Untuk per cangkirnya sendiri kopi ini dihargai Rp 5.000. Menurut Hafidz penjualan 2 termos sendiri belum termasuk jika ada orang yang memesan satu termos. Satu termos berisi kopi pletok dihargai sebesar Rp 40.000.

Beberapa pengunjung pun mengaku menyukai rasa unik yang dimunculkan minuman ini. Salah satunya ialah Ica (26). "Rasanya unik yah, kopi tapi kok ada rasa pedas-pedasnya, aroma rempahnya juga kuat. Kalau menurut aku sih enakan ini dari pada bir pletok," katanya.

Selain Ical, pengunjung lain pun mengakui keunikan rasa dari kopi pletok "Beda dengan kopi biasa karena terasa dari rempah-rempahnya. Jadi karena ada rempah-rempahnya efek negatif dari kopi cenderung tidak ada. Selain itu lebih Indonesia. Rasanya hampir mirip dengan bajigur orang sunda," ujar Rina (40).

Hafidz menambahkan, kopi kreasinya dijamin aman untuk penderita penyakit lambung karena rempah-rempah yang terkandung seperti jahe bisa melindungi lambung. Jadi minuman ini bisa menjadi solusi bagi pecinta kopi yang memiliki masalah lambung.

Bersumber dari : travel.kompas