Selasa, 09 September 2014

Barnabas Sarikrama. Orang Indonesia Pertama Penerima Bintang Kepausan

Barnabas Sarikrama juga salah satu perintis berdirinya Gua Maria Sendangsono, salah satu tempat peziarahan bagi umat Katolik. Atas pengabdian tersebut Paus Pius XI atas nama gereja menganugerahkan bintang Pro Ecclesia et Pontifice (Untuk Gereja dan Tahta Suci).


Barnabas Sarikrama adalah seorang awam biasa, tetapi mempunyai jasa yang besar dalam perkembangan agama Katolik. Barnabas Sarikarama dilahirkan di Dusun Jamblangan, Kalurahan Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta, tahun 1874. Waktu kecil bernama Sariman, dan setelah menikah memakai nama Soerawirja.

Perjalanan dan beban hidup yang berat membuat Sariman akrab dengan olah kerohanian, seperti puasa, samadi atau bermeditasi di tempat sunyi. Oleh karena itu dalam usia yang masih muda (kurang lebih 30 tahun), Sariman cukup disegani warga sekitar. Ditambah lagi Sariman mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan suka menolong orang lain.

Perkenalannya dengan iman Katolik dimulai ketika telapak kakinya sakit sehingga tidak dapat berjalan. Doa dan samadi selalu dipanjatkan untuk memohon kesembuhan. Bahkan bila kakinya sembuh, Sariman berjanji akan menggunakannya untuk Tuhan. Dalam doa dan samadi tersebut Sariman seperti mendapat bisikan (wisik) agar menuju ke arah timur laut. Di sana keduanya akan didapatkan. Dengan semangat membara, Sariman nggesot (berjalan menggunakan pantat) menuruti bisikan tersebut.

Setelah mengalami perjalanan yang berat Sariman bertemu Pastor van Lith SJ di sebelah barat Gereja Santo Antonius Muntilan. Pastor van Lith kemudian membawa Sariman ke pastoran dan menyerahkannya kepada Bruder Th Kersten. Berkat perawatan di pastoran ini Sariman sembuh sekaligus mendapat pengalaman baru yaitu ajaran Katolik yang sangat berkesan di hati. Van Lith kemudian memberi nama baru yaitu Sarikrama.

Dengan kegembiraan meluap-luap Sariman/Sarikrama kembali ke desa. Dengan senang hati ia menceritakan perjalanan dalam mencari kesembuhan tersebut, dan juga ajaran-ajaran tentang agama Katolik yang didapatkan selama di pastoran. Hanya dalam hitungan hari, tiga orang yaitu Soeratirta (mertua Sarikrama), Soekadrana dan Soerawidjaja tertarik dan minta dipertemukan dengan Pastor van Lith. Bersama dengan Sarikrama mereka menjadi baptisan pertama dari Kajoran, Banjaroya, Kalibawang. Sarikrama mengambil nama baptis Barnabas, sehingga lebih dikenal dengan nama Barnabas Sarikrama.

Sesuai janjinya, Barnabas Sarikrama tanpa mengenal lelah menyebarkan agama Katolik di dusun-dusun di Perbukitan Menoreh. Berkat kerja kerasnya, banyak orang yang tertarik dan minta dibaptis. Barnabas Sarikrama juga salah satu perintis berdirinya Gua Maria Sendangsono, salah satu tempat peziarahan bagi umat Katolik. Atas pengabdian tersebut Paus Pius XI atas nama gereja menganugerahkan bintang Pro Ecclesia et Pontifice (Untuk Gereja dan Tahta Suci).

Bersumber dari : Tembi Rumah Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar